.

Kamis, 09 Desember 2010

ALLAH HADIR DIMANA-MANA

Allah hadir dimana-mana, Dia "azh-Zhahir" sekaligus "al-Bathin". Dia adalah azh-Zhahir yakni yang nampak dengan jelas melalui ayat-ayat dipentas alam raya ini yang merupakan bukti-bukti wujud dan keesaan-Nya.

Nalar tidak dapat membayangkan betapa alam raya wujud apalagi dengan segala keindahan, keserasian, dan keharmonisannya tanpa kehadiran-Nya.

Dia yang menunjukan kepada kita kerajan dan kekuasaan-Nya, dengan menyadarkan kita bahwa dalil-dalil wujud-Nya terbentang dimana-mana.

Segala sesuatu yang diciptakan-Nya (waktu yang bisu sekalipun) adalah hujjah yang berbicara tentang wujud-Nya.

Mata tidak melihat-Nya tetapi Dia berada dibalik setiap ciptaan-Nya. Memang Dia, juga al-Bathin yakni Yang tersembunyi hakikat, Dzat dan sifat-Nya, bukan karena tidak jelas, tetapi justru karena Dia sedemikian jelas, sehingga mata dan pikiraan silau bahkan tumpul, tak mampu memandang-Nya.

Seandainya matahari tidak beredar, maka kita dapat menduga bahwa cahaya yang terlihat dipentas bumi ini, bersumber dari masing-masing benda. Kita tidak akan menduga bahwa dia adalah akibat dari cahaya matahari. Tetapi karena matahari menghilang dari ufuk dan terbenam maka ketika itu kita sadar bahwa penyebabnya adalah matahari, dan bahwa matahari ada wujudnya.

Seandainya dimungkinkan ketiadaan wujud Allah dibalik alam ini, maka ketika itu kita akan sepenuhnya yakin bahwa segala wujud adalah bersumber dari wujud Allah SWT.


"Ketersembunyian-Nya disebabkan oleh kejelasan-Nya yang luar biasa, dan kejelasan-Nya yang luar biasa disebabkan oleh ketersembunyian-Nya. Cahaya-Nya adalah tirai cahaya-Nya, karena semua yang melapaui batas akan berakibat sesuatu yang bertentangan dengannya." (Imam al_Ghazali).

Allah berfirman :
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bahwa ia adalah haq/benar" (QS. Fushshilat [41] : 53).

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
ALASAN LOGIS KENAPA ALLAH TAK TERLIHAT DI DUNIA :

Pertama : Dunia tempat musuh Allah, dan merupakan surga bagi orang kafir " Ad Dunya Sijnul Mukminin wa jannatul kaafirin " ( dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir ). Jadi tidak layak bagi Allah untuk di ru'yat di surga orang kafir.

Kedua : Allah hendak membuat maslahah, sebab apabila orang kafir juga dapat melihat Allah, maka batallah kelebihan dan keutamaan bagi orang mukmin. Dan apabila yang diberi kesempatan ru'yah hanyalah orang mukmin saja, maka orang kafir akan berkata," seandaianya aku juga dapat melihat Allah, pastilah aku akan beribadah dengan sebaik-baiknya." akan tetapi, seandainya orang kafir dan orang mukmin sama-sama dapat rukyah kepada Allah di dunia, maka hilanglah perbedaan antara mukmin dengan kafir serta lenyaplah keluhuran orang mukmin.

Ketiga : Dunia adalah tempat yang hina, sedangkan rukyah kepada Allah itu sangat mulia.

Keempat : Dunia adalah tempat bekerja. Seandainya Allah menampakkan DzatNya di dunia, pastilah manusia tidak akan mau bekerja, sebab mereka terkesima kepada Allah sehingga mereka sehari-harinya hanya memandang Allah tanpa makan dan minum.

Kelima : Rahmat Allah yang luar biasa kepada Manusia, sebab apabila Allah menampakkan DzatNya di dunia, maka manusia tidak akan kuat untuk melihatnya. Ingat kasus Nabi Musa AS ?. Ketika beliau mengutarakan niatnya untuk melihat Allah, maka Allah berfirman," Wahai musa engkau tidak akan kuat melihatKu, maka lihatlah kamu gunung itu, aku akan menampakkan DzatKu kepadanya." Dan ketika Musa As melihat gunung itu runtuh, pingsan lah Nabi Musa As.


Lima Alasan di atas memang sederhana, akan tetapi logis dan rasional. Ketika pikiran kita sudah dapat mendalami dan memahami hikmah Allah Ghaib di dunia, maka pasti kita akan bersyukur kepadaNya. Sebab Allah dengan ilmuNya yang Maha sempurna telah mengetahui apa yang terbaik bagi makhlukNya. sehingga Ru'yah tidak dapat dilakukan di dunia namun kelak nanti di akherat dan hanya terbatas bagi kalangan orang-orang yang beriman.

Wallahu A'lam